Rabu, 16 Desember 2009

PUISI (pri)LAKU

Mataku lebih banyak jatah belakangnya saat membantunya memasak
"Kau selalu berfikir bahwa kau tak penting bagiku
kukira kau memang ingin diperlakukan demikian."
itu punggung Makku

* * *

Dilambatkan dengan ritual membungkus kaki
selalu, sebelum keluar rumah
"Lelaki hanyalah lelaki, bukan malaikat."
wanita sedarahku memantraiku demikian

* * *

Seorang perempuan renta memiliki waktu tersita banyak
dipeluk erat tempat tidurnya
"Tak mampu menjagamu lagi, maka berdoalah
Dia lebih mengawasimu!"
minyak gosok dan balsem bergantian jadi parfumnya

* * *

Matanya mengaum keras seperti
lega sehabis balapan tanpa lawan di jalan raya
"Kau seperti motor-motor payah yang kulombai
banyak juniormu sudah melarikan
jatah sarjananya masing-masing
kau?
kapan?"
berikutnya kakak iparku itu
melanjutkan perang dengan keyboard

* * *

Lelaki hampir setengah tahun
bisa duduk dengan bantuan dipangku
"Baru bisa menangis dan tertawa ke arahmu
sesekali menghadiahimu cairan hangat
yang mengalir dari kelaminku."
senyumnya tetap akan membahagiakan
walau tanpa kehadiran gigi memagari mulutnya
matanya hilang
saking sipitnya; mata Umminya!





Kamis, 19 November 2009

GADISSEDIH (2)

'Takdir tak butuh dipedebatkan
Kita hanya wajib menjalaninya'
Begitu kalimatmu memotong argumenku

Alangkah semena-menanya Tuhan
Ingin kutantang Dia pertanyaan
Oe...Tuhan...!
apakah air matanya ibadah bagimu?
apakah kau sudah nasibkan
dia beribadah dengan menangis?

Padamu hanya kupesankan
sediakan selalu minum
hati-hati dehidrasi





Rabu, 18 November 2009

Tak Ada Airmata untukmu, ASOU HARUTO*



Memang, ada seliter kesedihan mengikuti kematian Ikeuchi Aya
namun nyaris tak tertetas air mata untukmu
karena sebenarnya kesedihan paling pilu tak terwakilkan
air mata dan raung-raung

Meninggalkan memang susah untuk melakukannya
tapi ditinggalkan ternyata lebih sukar mengobatinya

Asou, maukah kau menemaniku sekali-kali
belajar meninggalkan?




*Asou Haruto (diperankan Nishikido Ryo), karakter fiktif dari Drama ONE LITRE OF TEARS (Ichi Ritoru no Namida) yang diangkat dari diary seorang gadis bernama Kito Aya, bercerita tentang semangat kebertahanan hidupnya melawan penyakitnya. Asou adalah inisiatif Ibu Aya. Beliau menginginkan karakter Asou dihadirkan sebagai teman dekat Aya, yang tak 'terlalu' diperdulikan oleh Aya namun dia selalu ada untuk Aya bahkan sampai beberapa tahun setelah Aya meninggal. "Asou kau sangat nyata bagiku walau faktanya kau sekedar rekaan. Atau... malah aku yang fiktif (juga)?" =p






Kamis, 12 November 2009

Namanya BAHARUDDIN ISKANDAR NUR *

Sengaja, kutulis lengkap namamu
agar dunia maya mencatatmu
semoga mucul niat isengmu
untuk mencari tiga kata itu
semacam balasan telah selalu melengkapkan namaku

'Aku akan jadi saksi bila
Navis-Navis baru terahir kembali!'
Begitu warismu lewat matamu
ke wajah-wajah kami

Tak banyak kereta api kata telah kurangkai
maaf jika jauh dari harapmu

Saya sadar... tak mampu mengNavis
karena saya hanyalah saya
Maaf!



*Seorang Guru Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Pembina KOCISA (Komunitas Pencinta Sastra) semasa SMAku dulu. Beliau pindah sebelum kami tamat.






Jumat, 18 September 2009

Rabu, 19 Agustus 2009

MERAH-COKLAT


"Dan… pemenangnya adalah :


Anak-anak……!!! Bukaaaaaannnn!!!


Pemuda yang bermerah semangatnya berjuang….. !!! Lagi-lagi bukan….


Pemerintah yang berkesucian ikhlasnya mengabdi….!!! Apalagi itu, bukaaaaannnn!!!


Terus sapa pemenangnya Pak Ketua Panitia???


DEBU…."



Itulah pengumuman pemenang cabang seni mewarnai bendera 17 agustusan tahun ini!






Rabu, 12 Agustus 2009

KADO 'SANGPENGANTIN'

Kau menanam ledakan
di rumah-rumah saudaraku

maka nikmatilah panennya
kutitipkan pada saudaramu juga
mereka akan bawa pulang airmata dan darah
seperti halnya saudaraku
berteriak kepadaku


*NOORDIN M TOP masih berkeliaran mencari sekian "CALON PENGANTIN" untuk melamar "SYAHID" mereka masing-masing... bersanding di hempasan ledakan pelaminan yang mereka rancang sendiri...






Rabu, 08 April 2009

kapankik datang melamar?

maaf, bahasaku campur-campur
karena saya tahu kau tak perlu kamus untuk memahaminya
tak ada kata dalam kehidupanmu
karena kau adalah cahaya mengerti semua pengungkapan
kecuali satu kata : PATUH, tumbuh seumuran denganmu

kapankik datang melamar???


to: sang pelamar nyawa...




*duh, naya... naya... maut tuh tak diundang, tak perlu ditanyakan kapan datang. akan datang sndiriji itu.