Rabu, 22 Oktober 2008

ORANG TUA ANGKAT ANAK ANEH

Kuanggap angin Ibuku karena belaiannya menginginkanku segera bermimpi
kuangkat malam Ayahku sebab dukungannya terhadap cita-citaku selalu ada
sampai kutersentak risau datangnya tuntutan kembali ke rumah

Satu ketidakterbukaanku bahwa saya tidak kuasa mengkhianati naluri kodratiku sebagai anak
saya selalu menantikan panggilan untuk pulang
walau mendatangkan gerutu tapi bisa membuatku sangat dianggap bagian mereka

Kutahtakan malam dan angin sebagai orang tuaku
karena terkadang malam lebih Ayah dari Bapakku
terlalu sering angin lebih Ibu dari Makku
Bapak dan Makku selalu memvonis :
kau tak seperti kami!
Ibu dan Ayahku tak pernah menjampi-jampiku menjelma menjadi orang paling bersalah

Maafkan karena keseringan membuat kegelisahan kalian
sayang kepadaku datang karena khawatir, bukan bangga
maafkan rasa cemburu si anak terakhir ini
yang pesimis akan melompati medali anak-anakmu yang terdahulu...


sudah terlalu sering orang tua lupa bahwa SETIAP ANAK ADALAH UNIK