Rabu, 19 November 2008

KACA BACA

Bunga biru cerah di kerudungmu, kapankah mereka tertanam di sana
indah, berhasil mengalahkan haru mata menangkap pucatnya langit
sayang, saya lebih senang kedatangan hujan daripada berkenalan dengan si bunga biru
tidak perlu dikuatirkan karena yakin saya telah mengenal si empunya
sampai langkahku dihentikan oleh suaramu menyanyikan namaku
karena sepertinya dewa langit bersedia menungguku

Cepatlah lahir, jangan kelamaan di sini
masyarakat lebih membutuhkanmu daripada bangku kuliah
gapai keinginanmu, karena saya tidak tahu rencanamu :
kau mau jadi apa nanti?

Kau bermutiara saat aku menjawab pertanyaanmu dengan bahasa diam
saya justru lebih asyik bercakap-cakap dengan sepasang pelindung matamu
kulihat diriku di permukaan kulit kerasnya
kurasa mereka juga melihat bentuknya di mataku
hingga kurasa hujan segera bertamu
kugesa-gesakan berjalan menjemput hujan
bukan untuk menghindar tapi agar aku bisa tidur nyenyak
memenuhi janjiku bertemu dengan si empunya bunga biru
bercakap-cakap sambil minum di kafe mimpi

Biarlah kau jadi tanda tanya tentang aku mau jadi apa
karena saya malu mengakui : aku ingin jadi kacamatamu
aku ingin melihat semua yang kau lihat
walau ada saat kau menyepikanku di meja tempat tidurmu
akan kulihat kau didamaikan mimpi

Aku ingin menjelma kaca bacamu

121108








Rabu, 22 Oktober 2008

ORANG TUA ANGKAT ANAK ANEH

Kuanggap angin Ibuku karena belaiannya menginginkanku segera bermimpi
kuangkat malam Ayahku sebab dukungannya terhadap cita-citaku selalu ada
sampai kutersentak risau datangnya tuntutan kembali ke rumah

Satu ketidakterbukaanku bahwa saya tidak kuasa mengkhianati naluri kodratiku sebagai anak
saya selalu menantikan panggilan untuk pulang
walau mendatangkan gerutu tapi bisa membuatku sangat dianggap bagian mereka

Kutahtakan malam dan angin sebagai orang tuaku
karena terkadang malam lebih Ayah dari Bapakku
terlalu sering angin lebih Ibu dari Makku
Bapak dan Makku selalu memvonis :
kau tak seperti kami!
Ibu dan Ayahku tak pernah menjampi-jampiku menjelma menjadi orang paling bersalah

Maafkan karena keseringan membuat kegelisahan kalian
sayang kepadaku datang karena khawatir, bukan bangga
maafkan rasa cemburu si anak terakhir ini
yang pesimis akan melompati medali anak-anakmu yang terdahulu...


sudah terlalu sering orang tua lupa bahwa SETIAP ANAK ADALAH UNIK







Senin, 18 Agustus 2008

PILIHLAH TANDA BACA YANG TEPAT!


a. Merdeka,

b. Merdeka.

c. Merdeka!

d. Merdeka?





Jumat, 15 Agustus 2008

LEGENDA MERAHPUTIH

Kakek tak pernah absen menyisihkan waktunya bercerita untukku

paling sering bercerita dongeng Kerajaan Nusantara kaya nan indah

dari kisahnya terbentuk mitos ibu bernama Pertiwi


Kepada Kakek saya sering minta mengulanginya

saya suka bagian terhadap asal-muasal panji dwiwarna Kerajaan Nusantara

Ibu Pertiwi menghadiahi merah pada keberanian rakyatnya

Putih atas kejujuran abdi-abdinya


Malamnya saya bermimpi Ibu Pertiwi mencuci bersih warna merahnya dengan air matanya

Pertanyaan membangunkanku : putihnya bermakna apa?

Tidak, bukan suci lagi…

Apakah berarti kalah atau mati?







WARISAN PUISI

Sebelum seorang senior pergi dengan terhormat dari fakultas, beliau memberikan tiga buah puisi.



(tak ada judul)


Ramai, suara-suara mengumandang

Memuja malam-malam

Menyembah setiap rasa

Yang hadir dengan kemunafikan


Sunyi, namun suara-suara

Tetap berdendang

Menyanyikan lagu-lagu kepalsuan

Dan rasa tetap tersenyum dengan tatap kosong


Omong kosong dengan keagungan

Yang hidup hanya dalam imajinasi

Bernyanyi, tertawa dan menangis

Dalam kubangan yang tampak manis


Terus menyembah, meminta dan mengharap

Ternyata perih, sakit, nikmat

Hilangkan harap

Dan bermainlah dengan perih


Karena malam hanya hadir

Tuk mengajarkan

Sejuta gombal


(Aula FH 05 02 07)



KEPERGIAN


Ada lagu yang tercipta oleh pujangga diujung jalan

Bercerita tentang hari berakhir senja

Tentang bintang yang pernah jadi mimpi

Mengalun pergi diiringi dawai


Pernah ketiadaan serasa akhir dari semua

Namun tak sesulit menjaring harap

Ternyata yang pergi hanya tersisa dalam tanya

Ternyata yang pergi menjadi jawaban yang terbaik

Pergi adalah akhir yang sempurna


Hati itu tak akan mati

Akan tetap merasa meski pernah ada perih

Yang mungkin mengurangi kepekaannya

Meski luka pernah begitu dalam

Namun cinta adalah cinta

Seperti hati adalah hati


Tetap akan memiliki senyum baru

Tetap bersua dengan rasa yang berbeda

Seperti waktu yang terus mengalir

Dari perjalanan yang melelahkan



BUAT DINDA

Dedicated to INAYAH


Kutitipkan pesan ini buatmu dinda

Yang selalu tersenyum pada kenyataan

Yang kadang membingungkan

Yang selalu tertawa diantara ketidakjelasan

Tetaplah menjadi seperti yang kukenal lewat senja di tepi danau


Kutitip pesan ini buatmu dinda

Yang selalu melangkah dengan selaksa keteguhan

Yang selalu mengukir waktu dengan deret kata-kata

Tetaplah menjadi seperti yang kukenal lewat goresan di kertas buram


Ada rasa malu terselip diam-diam

Menitipkan pesan yang lebih mirip puing tak berbentuk

Seperti member tak berwujud

Seperti senja yang menebarkan warna marun di cakrawala


Buatlah nyata imajinasi yang hanya hidup dalam ide

Ciptakan yang terbaik yang tak sempat kulakukan

Tetaplah mengukir detik

Meski waktu sesingkat cahaya

Karena hari ini takkan pernah berulang

Dalam canda di pelataran


BY : NIRA

Kita… harus tetap menulis dengan kejujuran tanpa dibuat-buat. Kita… harus menulis dengan merdeka tanpa tekanan. Kita… harus menulis dengan CINTA. Meski… dunia kadang menyajikan peran-peran yang harus kita mainkan dan memaksa kita bertopeng dengan selaksa kemunafikan.







Senin, 21 Juli 2008

KEPADA YANG dan AKAN SARJANA

Seorang berburu surat kabar kelahiran dua hari lalu
berharap masa depannya di salah satu kotaknya
disayapi dua teman karena bertemu sabtu minggu saja

Si Keong, pindahan dari bangku kuliah ke kursi kantor
Si Siput, beberapa bulan lalu bebas dari penjara akademik
Si Badak masih diatur roster matakuliah semester baru
kerja, sarjana dan kuliah, begitu pencapan orang

Yang benar adalah :
mantan pengangguran, pengangguran dan calon pengangguran

100708





YATIM PIATU

Seorang wanita beranak sepasang
putrinya disangkaremaskan suaminya
putranya mati hati terkubur harta
sang Ibu berakhir di Pantu Asuhan
bermerk ‘Surga Jompo’






PULANG










Tiga pertanyaan Mak kujawab satu pernyataan

Kak, kenapa kau ajak adikmu hujan-hujanan?
Adik suka air
walau berakibat demam

Gadis macam apa kamu, hanya mau cuci piring dan pakaian saja!
aku suka air
meski berujung dingin

Nak, mengapa engkau senantiasa rebah dekat perutku?
saya suka air
walau hanya khayal pulang bersatu denganmu
mengenang bentuk awalku tenggelam di laut rahimmu
sempit karena penuh
pengap sebab hangat

Penuh…. hangat… kasih sayang





KANTOR BARU

Hampir terpakai tiap hari
hadiah keberhasilanku mencurinya dari lemari kakakku

Lima tahun berjalan maju
rak pakaianku tak berpenghunikan dirinya sekarang
pindah kemanakah gerangan?

Tak perlu kubertanya ke orang rumah
pasti dipindahtugaskan ke dos penampungan
karena ada yang lebih mencintainya
untuk menjadikannya kain pel



*Heran saya, semua orang selalu berusaha merebut benda-benda yang kusayangi. Mereka sulap menjadi benda yang lebih tak berarti.
Mak, saya sudah meyakinkanmu, walau dengan wajah lebih miskin dari pengemispun tak kan ada yang memberiku uang di tengah jalan hanya karena saya memakai baju itu.
Selamat tinggal BAJU BIRU LUSUH! Selamat menunaikan tugasmu yang baru!








Minggu, 15 Juni 2008

LELAKI REMBULAN

untuk : Al Muzammil

Hanya sepasang kata
kutangkap dari cerita

Maaf, tak belum ada penggambaranku
tentangmu dalam puisiku

hanya sepasang kata...

Lelaki Rembulan






Jumat, 23 Mei 2008

Terlanjur Mencintaimu LAM!

Pergimoko tidur!”

Mengapa pertemuan kita selalu singkat

saya tak pernah kedatangan lelah bersamamu


Janganko pulang terlalu larut!”

Lam, teriakkan kata TIDAK padaku

kalau aku bertanya : “Pernahkah kumenyakitimu?

Menjelek-jelekanmu?”


Lam, saya akan menjelaskan pada Makku

Mengapa saya dilarang berteman dengan Lam?

Na bukan saya yang memukul Lam…’


Mengapa perempuan dipaksa untuk membenci malam?

Yah masih butuh latihan menulis. Kayaknya garing puisiku yang ini di’?






PUISI ABU-ABUku

Beberapa puisiku ketika masih duduk di SMA. Sebenarnya banyak namun hanya inilah yang sempat terevakuasi karena kebanyakan sudah dibakar, dijadikan BBM (Bahan Bakar Masak) hikz…. Diedit seperlunya supaya kepolosan (lebih tepat ‘kegaringan’) kalimatnya tak berubah…


(tak ada judul)


Aku ingin melupakan masa lalu

aku selalu menghindar dari bayang-bayang kelam itu


Tapi…,

masa lalu itu tak lelah mengejarku

walau bagaimanapun aku bersembunyi darinya


Mata jelinya akan selalu menemukanku

walau dicelah sekecil apapun

dia terus mengekori bayang-bayang ini


Namun…,

apakah dia patut disalahkan

bukankah dia terjadi karena kecerobohanku

bahwa hidup ini tak sempurna

bahwa kita harus berusaha untuk lebih baik

dari masa lalu




BELATI PERSAHABATAN


Aku sudah lelah dengan semua ini

kau pikir aku sedang tertawa sekarang

kamu salah

kamu tak tahu aku mati rasa

untuk meneruskan hidup

ah…, sudahlah

bagaimana kau merasakannya

perasaanku saja kau tak perdulikan


Aku tak tahu mau apa sekarang

untuk melupakan dendam dan benci ini


Rasanya nasib tak berpihak kepadaku

mungkin memang harus begini

harus hidup dengan penderitaan

dicampakkan, dikecewakan, dikhianati

mungkin memang harus sendiri

karena itu sudah menjadi

suatu kenyataan yang mau tidak mau

harus dijalani…




TAK BERBALAS


Aku tak mau dipermalukan masa

mencoba berlari sendiri walau kaki rapuh

kutetap berusaha tuk secercah harapan

walau itu tak pasti


Matahari terus kembali ke huniannya

takut terkalahkan oleh waktu

seiring dengan langkah kura-kuraku

lelah mengejar misteri mimpi


Ah…, aku tertelungkup di tanah kurus ini

hanya karena kaki menabrak sebongkah dendam kesumat

pada seorang terluka dan melukai


Aku tak kuasa berjalan

hanya bias menarik tubuh

masih dengan bentuk tertelungkup

ah…, matahari menang lagi


Aku malu pada matahari, masa dan waktu

aku malu pada seseorang terluka dan melukai


Aku ingin mengalahkan kekalahanku

aku ingin menggapai seorang terluka dan melukai

itu dia…, sudah dekat


Tapi, mengapa saat dia di depanku

kurasa bumi berotasi tak normal

langit dan awan berputar-putar

penglihatan samar-jelas


Semuanya hilang

semuanya hitam

dan aku tak tahu

apakah aku sudah mengalahkan semua yang mengalahkanku


Minggu, 14 Maret 2004

23:35




KESEPIANKU


Apakah ini yang namanya hidup

penuh kegalauan yang sulit terhapus

membuatku takut untuk maju ke depan

bahkan selangkahpun aku ragu


Aku dilanda kerinduan parah

saat tak ada lagi yang mengerti

saat tak ada lagi menemani

mengarungi hitam-putih dunia


Aku teru…s bertanya

kapan akan datang si dewa penolong

yang datang dengan cahaya

yang akan menuntun langkah lapuk kakiku


Tuhan…,

kapan aku berhenti

terus bertanya?




TANGISAN KEKALAHAN DI HARI KEMENANGAN


Kumenjamahnya lagi

setelah sebelas bulan tak kusentuh

entah mengapa…?

kulihat senyumnya

dan kurasa harunya


Satu bulan benda itu cerah

namun…,

ketika hari kemenangan tiba

bukan kegembiraan yang kudapat dari wajahnya


Kudengar tangisnya

kucoba mendengar keluhnya

“Aku akan dicampakkan lagi”

itulah ratapan

dari sebuah permadani sujud







SEBUAH PUISI HADIAH DARI TEMAN

TERSIKSAKU


Semuanya pasti berlalu
Kuyakin dan pasti
Tetap melangkah
Maju ke depan
Tanpa menoleh
Aku ingin pengorbananmu
Namun apa itu mesti
Kau rela meninggalkanku
Apa di antara kita
Tak ada cerita lagi
Apa demi sesuatu yang tabu
Biarkan semuanya berlalu
Tanpa kasihmu
Tanpa cintamu
Semuanya tak dapat kulupa
Tapi masih dapat kucoba


F’dhil
Selasa 100203







Rabu, 14 Mei 2008

GADISSEDIH

Kaget saya melihat teman gadisku tertawa
Senyumpun tak pernah menghuni bibirnya

Lebih kaget lagi…
Hari ini untuk pertama kali dia tersenyum, aneh pula
Hebat dia : tersenyum dengan mata sedih bersungai

Suaranya mengalir ke telingaku
“Bantu aku berdoa :
Ya Tuhan…
Anugerahkanlah kesedihan seumur usia
Jika kegembiraan ternyata hanya sesaat








ZIARAH

Terkabar seorang sepupu sakit

“mungkin lagi di samperin almarhum kakeknya!”

Beramai-ramai handai taulan pergi

Ke rumah paling tenang kakek


* * *


Seorang teman bertanya

“Mengapa kamu menangis?”


Entahlah, mataku sakit kepanasan

Mungkin di samperin arwah mainan-mainanku sewaktu kecil


Tanpa sepengetahuanku

Mainan garis-garisku telah dipersahabatkan dengan tempat sampah…

Mainan kata-kataku terlanjur dijabattangankan dengan api…


Lalu kemana saya harus mengunjunginya?



Hikz… seperti lagu dangdut jaman dulu :

"Oh Tuhan…

Tunjukkan padaku

Dimana kuburnya?"

Saya rindu ‘mainanku’…








Jumat, 02 Mei 2008

DJELANGTUNG

Djelangtung Djelangtung

Datang tak di undang…

Pergi tak diusir…

Datang tak di undang…

Pergi tak diusir...


Djelangtung Djelangtung

Di sini ada perang

Perang batu di unhas…


*Hare gene, saat orang perang teknologi ternyata masih ada yang pakai batu. Teori Siklus kali yah?






SURAT YANG TAK PERNAH SEMPAT SAMPAI

Yth. Ayahanda Rektor Universitas hasanuddin
di
Tempat


Ada yang terlupa di kalender akademik yang rektorat sebarkan Pak…
Coba… lebih teliti lagi…
Sebuah pesta syukuran penerimaan masyarakat baru di kampus
Mengapa tidak dicantumkan, bahwa ada pesta batu setiap tahun?


010905
Maaf, saya tak akan hadir!






Rabu, 30 April 2008

DOA BIRRUL WALIDAIN

Tuhan...
Izinkanlah saya membalas
pemberian samudra kasih sayang orang tuaku
walau kemampuanku hanya setitik air...

Amien ya rabbal alamien!

Kamis, 17 Januari 2008

SEPASANG SAYAP PUISI UNTUK MAK

TUJUAN TERTINGGI
kepada : Mak

Hanya kuasa diam
saat pertanyaan: "Mengapa selalu membuatku tertawa?"
kau serangkan kepadaku

Jawabanku akan kosong makna bagimu
walau hatiku limbung mempertahankan
"Apakah tertawa karena lucu adalah kebahagiaan?"


PENSIUNAN
kepada : Mak (lagi!)

Senyum sudah bersemayam di bibirmu
maka...
aku mengajukan permohonan
pensiun...
untuk...
menjadi...
Pelawak!







Maaf MAK, Aku benci keIBUanmu!

Mak, mengapa kau membelikan sepatu mahal itu
sedangkan kau selalu mengeluhkan kiriman untuk Nenek yang tak kunjung datang?

Mak, mengapa kau membelikan baju-baju bagus itu
sedangkan rengekan dari anak-anak dan adik-adikmu bisa saja datang menghantam telingamu setiap saat?

Mak, mengapa kita harus pura-pura kaya?

Mengapa kau selalu haus pujian dari kepura-puraan kita ini?

Mak, aku benci ketegaranmu
aku benci kesabaranmu untuk terus melakoni peran bodoh ini

Mak, tak ada kebahagiaan yang kudapat dari akting 'orang kaya' memuakkan ini
Seperti kau juga kan?
Tak mendapatkan senyum itu... (?)

Mak, rampas kembali senyummu Mak...
Senyum yang tiga tahun telah dibawa serta Bapak pergi
Bukaaan... bukan dari sinetron ini
Tapi dari kejujuran kita
dari kesederhanaan kita...

Mak, milikilah aku sekarang
yang sombong dengan kesederhanaannya


Spesial tuk Tn RATUku sayang!
"Maaf, saya tak bisa jadi orang lain. Bersikap ariflah seperti Tn RAJA, yang bangga memilikiku dengan segala keanehanku!"
150407