Jumat, 23 Mei 2008

Terlanjur Mencintaimu LAM!

Pergimoko tidur!”

Mengapa pertemuan kita selalu singkat

saya tak pernah kedatangan lelah bersamamu


Janganko pulang terlalu larut!”

Lam, teriakkan kata TIDAK padaku

kalau aku bertanya : “Pernahkah kumenyakitimu?

Menjelek-jelekanmu?”


Lam, saya akan menjelaskan pada Makku

Mengapa saya dilarang berteman dengan Lam?

Na bukan saya yang memukul Lam…’


Mengapa perempuan dipaksa untuk membenci malam?

Yah masih butuh latihan menulis. Kayaknya garing puisiku yang ini di’?






PUISI ABU-ABUku

Beberapa puisiku ketika masih duduk di SMA. Sebenarnya banyak namun hanya inilah yang sempat terevakuasi karena kebanyakan sudah dibakar, dijadikan BBM (Bahan Bakar Masak) hikz…. Diedit seperlunya supaya kepolosan (lebih tepat ‘kegaringan’) kalimatnya tak berubah…


(tak ada judul)


Aku ingin melupakan masa lalu

aku selalu menghindar dari bayang-bayang kelam itu


Tapi…,

masa lalu itu tak lelah mengejarku

walau bagaimanapun aku bersembunyi darinya


Mata jelinya akan selalu menemukanku

walau dicelah sekecil apapun

dia terus mengekori bayang-bayang ini


Namun…,

apakah dia patut disalahkan

bukankah dia terjadi karena kecerobohanku

bahwa hidup ini tak sempurna

bahwa kita harus berusaha untuk lebih baik

dari masa lalu




BELATI PERSAHABATAN


Aku sudah lelah dengan semua ini

kau pikir aku sedang tertawa sekarang

kamu salah

kamu tak tahu aku mati rasa

untuk meneruskan hidup

ah…, sudahlah

bagaimana kau merasakannya

perasaanku saja kau tak perdulikan


Aku tak tahu mau apa sekarang

untuk melupakan dendam dan benci ini


Rasanya nasib tak berpihak kepadaku

mungkin memang harus begini

harus hidup dengan penderitaan

dicampakkan, dikecewakan, dikhianati

mungkin memang harus sendiri

karena itu sudah menjadi

suatu kenyataan yang mau tidak mau

harus dijalani…




TAK BERBALAS


Aku tak mau dipermalukan masa

mencoba berlari sendiri walau kaki rapuh

kutetap berusaha tuk secercah harapan

walau itu tak pasti


Matahari terus kembali ke huniannya

takut terkalahkan oleh waktu

seiring dengan langkah kura-kuraku

lelah mengejar misteri mimpi


Ah…, aku tertelungkup di tanah kurus ini

hanya karena kaki menabrak sebongkah dendam kesumat

pada seorang terluka dan melukai


Aku tak kuasa berjalan

hanya bias menarik tubuh

masih dengan bentuk tertelungkup

ah…, matahari menang lagi


Aku malu pada matahari, masa dan waktu

aku malu pada seseorang terluka dan melukai


Aku ingin mengalahkan kekalahanku

aku ingin menggapai seorang terluka dan melukai

itu dia…, sudah dekat


Tapi, mengapa saat dia di depanku

kurasa bumi berotasi tak normal

langit dan awan berputar-putar

penglihatan samar-jelas


Semuanya hilang

semuanya hitam

dan aku tak tahu

apakah aku sudah mengalahkan semua yang mengalahkanku


Minggu, 14 Maret 2004

23:35




KESEPIANKU


Apakah ini yang namanya hidup

penuh kegalauan yang sulit terhapus

membuatku takut untuk maju ke depan

bahkan selangkahpun aku ragu


Aku dilanda kerinduan parah

saat tak ada lagi yang mengerti

saat tak ada lagi menemani

mengarungi hitam-putih dunia


Aku teru…s bertanya

kapan akan datang si dewa penolong

yang datang dengan cahaya

yang akan menuntun langkah lapuk kakiku


Tuhan…,

kapan aku berhenti

terus bertanya?




TANGISAN KEKALAHAN DI HARI KEMENANGAN


Kumenjamahnya lagi

setelah sebelas bulan tak kusentuh

entah mengapa…?

kulihat senyumnya

dan kurasa harunya


Satu bulan benda itu cerah

namun…,

ketika hari kemenangan tiba

bukan kegembiraan yang kudapat dari wajahnya


Kudengar tangisnya

kucoba mendengar keluhnya

“Aku akan dicampakkan lagi”

itulah ratapan

dari sebuah permadani sujud







SEBUAH PUISI HADIAH DARI TEMAN

TERSIKSAKU


Semuanya pasti berlalu
Kuyakin dan pasti
Tetap melangkah
Maju ke depan
Tanpa menoleh
Aku ingin pengorbananmu
Namun apa itu mesti
Kau rela meninggalkanku
Apa di antara kita
Tak ada cerita lagi
Apa demi sesuatu yang tabu
Biarkan semuanya berlalu
Tanpa kasihmu
Tanpa cintamu
Semuanya tak dapat kulupa
Tapi masih dapat kucoba


F’dhil
Selasa 100203







Rabu, 14 Mei 2008

GADISSEDIH

Kaget saya melihat teman gadisku tertawa
Senyumpun tak pernah menghuni bibirnya

Lebih kaget lagi…
Hari ini untuk pertama kali dia tersenyum, aneh pula
Hebat dia : tersenyum dengan mata sedih bersungai

Suaranya mengalir ke telingaku
“Bantu aku berdoa :
Ya Tuhan…
Anugerahkanlah kesedihan seumur usia
Jika kegembiraan ternyata hanya sesaat








ZIARAH

Terkabar seorang sepupu sakit

“mungkin lagi di samperin almarhum kakeknya!”

Beramai-ramai handai taulan pergi

Ke rumah paling tenang kakek


* * *


Seorang teman bertanya

“Mengapa kamu menangis?”


Entahlah, mataku sakit kepanasan

Mungkin di samperin arwah mainan-mainanku sewaktu kecil


Tanpa sepengetahuanku

Mainan garis-garisku telah dipersahabatkan dengan tempat sampah…

Mainan kata-kataku terlanjur dijabattangankan dengan api…


Lalu kemana saya harus mengunjunginya?



Hikz… seperti lagu dangdut jaman dulu :

"Oh Tuhan…

Tunjukkan padaku

Dimana kuburnya?"

Saya rindu ‘mainanku’…








Jumat, 02 Mei 2008

DJELANGTUNG

Djelangtung Djelangtung

Datang tak di undang…

Pergi tak diusir…

Datang tak di undang…

Pergi tak diusir...


Djelangtung Djelangtung

Di sini ada perang

Perang batu di unhas…


*Hare gene, saat orang perang teknologi ternyata masih ada yang pakai batu. Teori Siklus kali yah?






SURAT YANG TAK PERNAH SEMPAT SAMPAI

Yth. Ayahanda Rektor Universitas hasanuddin
di
Tempat


Ada yang terlupa di kalender akademik yang rektorat sebarkan Pak…
Coba… lebih teliti lagi…
Sebuah pesta syukuran penerimaan masyarakat baru di kampus
Mengapa tidak dicantumkan, bahwa ada pesta batu setiap tahun?


010905
Maaf, saya tak akan hadir!