Kamis, 17 Januari 2008

SEPASANG SAYAP PUISI UNTUK MAK

TUJUAN TERTINGGI
kepada : Mak

Hanya kuasa diam
saat pertanyaan: "Mengapa selalu membuatku tertawa?"
kau serangkan kepadaku

Jawabanku akan kosong makna bagimu
walau hatiku limbung mempertahankan
"Apakah tertawa karena lucu adalah kebahagiaan?"


PENSIUNAN
kepada : Mak (lagi!)

Senyum sudah bersemayam di bibirmu
maka...
aku mengajukan permohonan
pensiun...
untuk...
menjadi...
Pelawak!







Maaf MAK, Aku benci keIBUanmu!

Mak, mengapa kau membelikan sepatu mahal itu
sedangkan kau selalu mengeluhkan kiriman untuk Nenek yang tak kunjung datang?

Mak, mengapa kau membelikan baju-baju bagus itu
sedangkan rengekan dari anak-anak dan adik-adikmu bisa saja datang menghantam telingamu setiap saat?

Mak, mengapa kita harus pura-pura kaya?

Mengapa kau selalu haus pujian dari kepura-puraan kita ini?

Mak, aku benci ketegaranmu
aku benci kesabaranmu untuk terus melakoni peran bodoh ini

Mak, tak ada kebahagiaan yang kudapat dari akting 'orang kaya' memuakkan ini
Seperti kau juga kan?
Tak mendapatkan senyum itu... (?)

Mak, rampas kembali senyummu Mak...
Senyum yang tiga tahun telah dibawa serta Bapak pergi
Bukaaan... bukan dari sinetron ini
Tapi dari kejujuran kita
dari kesederhanaan kita...

Mak, milikilah aku sekarang
yang sombong dengan kesederhanaannya


Spesial tuk Tn RATUku sayang!
"Maaf, saya tak bisa jadi orang lain. Bersikap ariflah seperti Tn RAJA, yang bangga memilikiku dengan segala keanehanku!"
150407