Terkabar seorang sepupu sakit
“mungkin lagi di samperin almarhum kakeknya!”
Beramai-ramai handai taulan pergi
Ke rumah paling tenang kakek
* * *
Seorang teman bertanya
“Mengapa kamu menangis?”
Entahlah, mataku sakit kepanasan
Mungkin di samperin arwah mainan-mainanku sewaktu kecil
Tanpa sepengetahuanku
Mainan garis-garisku telah dipersahabatkan dengan tempat sampah…
Mainan kata-kataku terlanjur dijabattangankan dengan api…
Lalu kemana saya harus mengunjunginya?
Hikz… seperti lagu dangdut jaman dulu :
"Oh Tuhan…
Tunjukkan padaku
Dimana kuburnya?"
Saya rindu ‘mainanku’…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar