Senin, 21 Juli 2008

KEPADA YANG dan AKAN SARJANA

Seorang berburu surat kabar kelahiran dua hari lalu
berharap masa depannya di salah satu kotaknya
disayapi dua teman karena bertemu sabtu minggu saja

Si Keong, pindahan dari bangku kuliah ke kursi kantor
Si Siput, beberapa bulan lalu bebas dari penjara akademik
Si Badak masih diatur roster matakuliah semester baru
kerja, sarjana dan kuliah, begitu pencapan orang

Yang benar adalah :
mantan pengangguran, pengangguran dan calon pengangguran

100708





YATIM PIATU

Seorang wanita beranak sepasang
putrinya disangkaremaskan suaminya
putranya mati hati terkubur harta
sang Ibu berakhir di Pantu Asuhan
bermerk ‘Surga Jompo’






PULANG










Tiga pertanyaan Mak kujawab satu pernyataan

Kak, kenapa kau ajak adikmu hujan-hujanan?
Adik suka air
walau berakibat demam

Gadis macam apa kamu, hanya mau cuci piring dan pakaian saja!
aku suka air
meski berujung dingin

Nak, mengapa engkau senantiasa rebah dekat perutku?
saya suka air
walau hanya khayal pulang bersatu denganmu
mengenang bentuk awalku tenggelam di laut rahimmu
sempit karena penuh
pengap sebab hangat

Penuh…. hangat… kasih sayang





KANTOR BARU

Hampir terpakai tiap hari
hadiah keberhasilanku mencurinya dari lemari kakakku

Lima tahun berjalan maju
rak pakaianku tak berpenghunikan dirinya sekarang
pindah kemanakah gerangan?

Tak perlu kubertanya ke orang rumah
pasti dipindahtugaskan ke dos penampungan
karena ada yang lebih mencintainya
untuk menjadikannya kain pel



*Heran saya, semua orang selalu berusaha merebut benda-benda yang kusayangi. Mereka sulap menjadi benda yang lebih tak berarti.
Mak, saya sudah meyakinkanmu, walau dengan wajah lebih miskin dari pengemispun tak kan ada yang memberiku uang di tengah jalan hanya karena saya memakai baju itu.
Selamat tinggal BAJU BIRU LUSUH! Selamat menunaikan tugasmu yang baru!








Minggu, 15 Juni 2008

LELAKI REMBULAN

untuk : Al Muzammil

Hanya sepasang kata
kutangkap dari cerita

Maaf, tak belum ada penggambaranku
tentangmu dalam puisiku

hanya sepasang kata...

Lelaki Rembulan






Jumat, 23 Mei 2008

Terlanjur Mencintaimu LAM!

Pergimoko tidur!”

Mengapa pertemuan kita selalu singkat

saya tak pernah kedatangan lelah bersamamu


Janganko pulang terlalu larut!”

Lam, teriakkan kata TIDAK padaku

kalau aku bertanya : “Pernahkah kumenyakitimu?

Menjelek-jelekanmu?”


Lam, saya akan menjelaskan pada Makku

Mengapa saya dilarang berteman dengan Lam?

Na bukan saya yang memukul Lam…’


Mengapa perempuan dipaksa untuk membenci malam?

Yah masih butuh latihan menulis. Kayaknya garing puisiku yang ini di’?






PUISI ABU-ABUku

Beberapa puisiku ketika masih duduk di SMA. Sebenarnya banyak namun hanya inilah yang sempat terevakuasi karena kebanyakan sudah dibakar, dijadikan BBM (Bahan Bakar Masak) hikz…. Diedit seperlunya supaya kepolosan (lebih tepat ‘kegaringan’) kalimatnya tak berubah…


(tak ada judul)


Aku ingin melupakan masa lalu

aku selalu menghindar dari bayang-bayang kelam itu


Tapi…,

masa lalu itu tak lelah mengejarku

walau bagaimanapun aku bersembunyi darinya


Mata jelinya akan selalu menemukanku

walau dicelah sekecil apapun

dia terus mengekori bayang-bayang ini


Namun…,

apakah dia patut disalahkan

bukankah dia terjadi karena kecerobohanku

bahwa hidup ini tak sempurna

bahwa kita harus berusaha untuk lebih baik

dari masa lalu




BELATI PERSAHABATAN


Aku sudah lelah dengan semua ini

kau pikir aku sedang tertawa sekarang

kamu salah

kamu tak tahu aku mati rasa

untuk meneruskan hidup

ah…, sudahlah

bagaimana kau merasakannya

perasaanku saja kau tak perdulikan


Aku tak tahu mau apa sekarang

untuk melupakan dendam dan benci ini


Rasanya nasib tak berpihak kepadaku

mungkin memang harus begini

harus hidup dengan penderitaan

dicampakkan, dikecewakan, dikhianati

mungkin memang harus sendiri

karena itu sudah menjadi

suatu kenyataan yang mau tidak mau

harus dijalani…




TAK BERBALAS


Aku tak mau dipermalukan masa

mencoba berlari sendiri walau kaki rapuh

kutetap berusaha tuk secercah harapan

walau itu tak pasti


Matahari terus kembali ke huniannya

takut terkalahkan oleh waktu

seiring dengan langkah kura-kuraku

lelah mengejar misteri mimpi


Ah…, aku tertelungkup di tanah kurus ini

hanya karena kaki menabrak sebongkah dendam kesumat

pada seorang terluka dan melukai


Aku tak kuasa berjalan

hanya bias menarik tubuh

masih dengan bentuk tertelungkup

ah…, matahari menang lagi


Aku malu pada matahari, masa dan waktu

aku malu pada seseorang terluka dan melukai


Aku ingin mengalahkan kekalahanku

aku ingin menggapai seorang terluka dan melukai

itu dia…, sudah dekat


Tapi, mengapa saat dia di depanku

kurasa bumi berotasi tak normal

langit dan awan berputar-putar

penglihatan samar-jelas


Semuanya hilang

semuanya hitam

dan aku tak tahu

apakah aku sudah mengalahkan semua yang mengalahkanku


Minggu, 14 Maret 2004

23:35




KESEPIANKU


Apakah ini yang namanya hidup

penuh kegalauan yang sulit terhapus

membuatku takut untuk maju ke depan

bahkan selangkahpun aku ragu


Aku dilanda kerinduan parah

saat tak ada lagi yang mengerti

saat tak ada lagi menemani

mengarungi hitam-putih dunia


Aku teru…s bertanya

kapan akan datang si dewa penolong

yang datang dengan cahaya

yang akan menuntun langkah lapuk kakiku


Tuhan…,

kapan aku berhenti

terus bertanya?




TANGISAN KEKALAHAN DI HARI KEMENANGAN


Kumenjamahnya lagi

setelah sebelas bulan tak kusentuh

entah mengapa…?

kulihat senyumnya

dan kurasa harunya


Satu bulan benda itu cerah

namun…,

ketika hari kemenangan tiba

bukan kegembiraan yang kudapat dari wajahnya


Kudengar tangisnya

kucoba mendengar keluhnya

“Aku akan dicampakkan lagi”

itulah ratapan

dari sebuah permadani sujud